Assalamu 'alaykum wr. wb.
Mencoba bersuara.. meski lisan kadang terdiam menahan gemuruh kata tanpa nyawa.. tersimpan berjuta kalimat dalam untaian bait kerinduan.. dan untukmu wahai hati dan rasa... dengarlah... renungkanlah... dan semoga puisi indah kehidupan kan menjadikanmu sanggup memetik ibrah (pelajaran) dan hikmah 'tuk rangkai diri menjadi pribadi yang lebih baik.... insyaAllah..~

Senin, 30 November 2009

DZIKIR : JALAN UNTUK MENCARI CINTA ILAHI


Oleh : Muhammad Arifin Ilham

Ajaran Islam paling dasar dan paling penting tersurat dan tersirat dalam kalimat syahadat: Laa ilaaha illallaah, yang berarti "tidak ada Tuhan selain Allah." Kalimat tauhid ini merupakan pengakuan keimanan seorang hamba kepada Sang Pencipta, yang diimplementasikan dalam berbagai macam bentuk ketaatan kepada-Nya. Taat menjalankan perintah-Nya dan taat untuk menjauhi larangan-Nya. Hikmah ketaatan dengan demikian adalah terus-menerus mengingat-Nya.

Al-Qur'an secara tegas menyatakan bahwa, "Hai orang-orang yang beriman! Berzikirlah dan ingatlah nama Allah dengan zikir sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang." (al-Ahzaab: 41-42). Makna ketaatan sesungguhnya terletak pada makna kalimat 'Mengingat Allah', yaitu apa saja yang tidak bisa dilupakan dalam keadaan bagaimana pun. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan dalam ayat, "(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk dan dalam keadaan berbaring,…" (aali-'Imraan: 191). Ibnu 'Abbas ra menjelaskan ayat tersebut bermakna, "Mengingat Allah diperintahkan dalam setiap keadaan, siang dan malam hari, di darat dan di lautan, selama dalam perjalanan, di saat dalam kelapangan dan kesempitan, di saat sakit dan sehat, secara lahiriah dan batiniah."

Manfaat penting yang dapat diperoleh dari kegiatan "mengingat Allah" adalah, janji Allah berupa ampunan dan pahala yang besar, sebagaimana firman-Nya: "Sesungguhnya laki-laki dan perempuan -yang banyak menyebut Allah, Allah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar." (al-Ahzaab: 35).

Oleh karena itu, seorang Mukmin tak akan menyia-nyiakan kehidupannya di dunia untuk melakukan hal-hal yang tak ada kaitannya dengan kegiatan mengingat Allah. Hasan al-Bashry pernah berkata, "Carilah kegembiraan dalam tiga hal: shalat, mengingat Allah (zikir), dan membaca Al-Qur'an. Jika engkau tak melakukannya, ketahuilah bahwa engkau adalah budak belenggu dunia. Hanya saja, jelas bahwa hal-hal ini bukanlah tiga jumlahnya, melainkan satu: sebab shalat dan membaca Al-Qur'an merupakan zikir. Kemudian, zikir adalah nama Al-Qur'an itu sendiri (yakni, adz-dzikr), dan shalat dimaksudkan untuk mengingat Allah: "…dan tegakkanlah shalat untuk mengingat-Ku." (Thaahaa: 14).

Tak heran bila obyek segenap ibadah seorang Muslim adalah mengingat Allah. Ruh doa misalnya adalah mengingat Allah. Tujuan shaum ialah menghancurkan keakuan, hawa nafsu dan syahwat yang bersemayam di dalam hati, sebab jika hati telah dibersihkan dari kotorannya, maka ia akan dipenuhi dengan mengingat Allah. Ibadah haji dilakukan dengan mengasingkan diri dari semua kesibukan duniawi, dan meluangkan waktu untuk melulu menyibukkan diri dengan mengingat Allah. Hikmah beribadah haji adalah menuntaskan kerinduan untuk berjumpa dengan-Nya

Ketika cahaya dari hasil mengingat-Nya masuk menembus hati, maka hati pun menjadi kosong dari kesedihan dan kedukaan dunia, hati akan dipenuhi dengan kecintaan hanya kepada Allah semata. Cahaya dari mengingat-Nya akan mengubah hati menjadi lampu yang bersinar terang, jiwanya senantiasa bernafsu muthma'innah, dan ibadahnya tentu saja tu'maninah. Dengan demikian jelas pula bagi kita bahwa tujuan zikir bukanlah sekedar mengingat saja. Zikir sejatinya bertujuan menanamkan kecintaan pada Dzat yang selalu disebut-sebut, agar pengetahuan tentang-Nya dan kecintaan pada-Nya dapat dikembangkan sehingga kedekatan-Nya dapat tercapai.

Dengan zikir, hati ini akan dipenuhi cinta pada Allah, hingga tak ada lagi tempat yang tersisa bagi yang lainnya; hubungan cinta dengan segala sesuatunya pun terputus dan yang tersisa hanyalah kecintaan pada Allah. Cinta kita kepada Rasulullah Saw, keluarganya dan para sahabatnya, mustahil akan tumbuh jika tak dibarengi dengan cinta kepada Allah. Dan cinta yang benar serta yang diridhai Allah kepada anak, istri dan keluarga adalah cinta yang tumbuh karena kecintaan kita kepada Allah. Ibnu Qayyim al-Jauziyah mengatakan, bahwa "Barangsiapa yang menolak untuk mencintai, berzikir kepada Allah, serta tidak merindukan pertemuan dengan-Nya, maka dia akan mendapatkan kecelakaan dari kecintaannya kepada yang selain Allah itu. Ia akan mendapatkan azab, baik di dunia, di alam barzakh maupun di akhirat kelak. Mungkin saja ia diazab karena mencintai patung, atau mencintai salib, atau lebih mencintai wanita, atau lebih mencintai saudara serta keluarganya, yang sebenarnya merupakan kecintaan yang amat hina dan rendah, dibandingkan dengan kecintaan terhadap Allah."

Orang yang sibuk mengingat Allah, adalah orang yang menafikan segala bentuk ketaatan kepada mahluk. Dengan pedang Laa ilaaha illallaah, ia menafikan segala macam pikiran yang sesat, ia menolak segala bentuk penyembahan kepada yang selain Allah. Para pezikir adalah orang yang mampu melepas keterikatan dirinya dari segala sesuatu selain Allah, ia mampu mengosongkan hati dari kecintaan kepada dunia serta mampu menghilangkan segenap pikiran buruk dan tidak baik.

Sedangkan orang yang lupa (berzikir) kepada Allah adalah orang yang lupa kepada dirinya. Al-Qur'an menyatakan: "Dan janganlah kamu seperti orang yang melupakan Allah, lalu Allah pun membuat mereka melupakan diri mereka sendiri. Mereka itu orang-orang yang fasik." (al-Hasyr: 19). Dalam pengertian spiritual, orang yang melupakan diri sendiri adalah orang yang telah tersesat. Al-Qur'an menyatakan: "Dan barangsiapa yang berpaling dari mengingat (Allah) yang Maha Pengasih, niscaya Kami sertakan syaitan atasnya, maka ia adalah teman baginya (selalu menyertainya)." (az-Zukhruf: 36).

Dan hanya orang Mukminlah yang terus-menerus mengingat Allah di dalam setiap denyut nadinya. Ia sadar bahwa dengan berzikir ia mengharapkan Allah dapat menanamkan di dalam hatinya rasa cinta kepada-Nya. Ia sadar bahwa Allah hanya berlaku diskriminatif dalam urusan agama dan cinta-Nya saja. Allah hanya akan mencintai orang yang mencintai-Nya. Allah memberikan kasih-sayang-Nya, tetapi tidak cinta-Nya kepada setiap insan. Saudaraku, jadikanlah zikir menjadi jalan untuk meraih cinta-Nya. Orang yang jatuh cinta adalah hamba yang mengabaikan dirinya, selalu menyebut-nyebut nama Rabb-nya, melaksanakan hak-hak-Nya, memandang-Nya dengan hati, membakar hati dengan cahaya kehedak-Nya, jika bicara selalu menyertakan Allah, jika berucap dari Allah, jika bergerak menurut perintah Allah, jika diam bersama Allah, dia dengan Allah, milik Allah dan bersama Allah!

Senin, 23 November 2009

Istri Sholehah Keutamaan dan Sifat-sifatnya


Oleh : Al-Ustadzah Ummu Ishaq Zulfa Husein Al- Atsariyyah

Kebanyakan laki-laki lebih memperhatikan penampilan dzahir seorang wanita, sementara unsur akhlak dari wanita tersebut kurang diperhatikan. Padahal akhlak dari pasangan hidupnya itulah yang akan banyak berpengaruh terhadap kebahagiaan rumah tangganya.

Sifat istri shalihah lainnya bisa kita rinci berikut ini berdasarkan dalil-dalil yang disebutkan setelahnya:
1. Penuh kasih sayang
selalu kembali kepada suaminya dan mencari maafnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Maukah aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Di mana jika suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata: “Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha.” (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa no. 257. Silsilah Al-Ahadits Ash Shahihah, Asy- Syaikh Al Albani rahimahullah, no. 287)

2. Melayani suaminya (berkhidmat kepada suami)
seperti menyiapkan makan minumnya, tempat tidur, pakaian, dan yang semacamnya.

3. Menjaga rahasia-rahasia suami
lebih-lebih yang berkenaan dengan hubungan intim antara dia dan suaminya. Asma’ bintu Yazid radhiallahu ‘anha menceritakan dia pernah berada di sisi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika itu kaum lelaki dan wanita sedang duduk. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya: “Barangkali ada seorang suami yang menceritakan apa yang diperbuatnya dengan istrinya (saat berhubungan intim), dan barangkali ada seorang istri yang mengabarkan apa yang diperbuatnya bersama suaminya?” Maka mereka semua diam tidak ada yang menjawab. Aku (Asma) pun menjawab: “Demi Allah! Wahai Rasulullah, sesungguhnya mereka (para istri) benar-benar melakukannya, demikian pula mereka (para suami).” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jangan lagi kalian lakukan, karena yang demikian itu seperti syaithan jantan yang bertemu dengan syaitan betina di jalan, kemudian digaulinya sementara manusia menontonnya.” (HR. Ahmad 6/456, Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Adabuz Zafaf (hal. 63) menyatakan ada syawahid (pendukung) yang menjadikan hadits ini shahih atau paling sedikit hasan)

4. Selalu berpenampilan yang bagus dan menarik di hadapan suaminya
sehingga bila suaminya memandang akan menyenangkannya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya”. (HR. Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah berkata dalam Al-Jami’ush Shahih 3/57: “Hadits ini shahih di atas syarat Muslim.”)

5. Ketika suaminya sedang berada di rumah (tidak bepergian/ safar), ia tidak menyibukkan dirinya dengan melakukan ibadah sunnah yang dapat menghalangi suaminya untuk istimta’ (bernikmat-nikmat) dengannya seperti puasa, terkecuali bila suaminya mengizinkan.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak halal bagi seorang istri berpuasa (sunnah) sementara suaminya ada (tidak sedang bepergian) kecuali dengan izinnya”. (HR. Al-Bukhari no. 5195 dan Muslim no. 1026)

6. Pandai mensyukuri pemberian dan kebaikan suami, tidak melupakan kebaikannya
karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: “Diperlihatkan neraka kepadaku, ternyata aku dapati kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita yang kufur.” Ada yang bertanya kepada beliau: “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab: “Mereka mengkufuri suami dan mengkufuri (tidak mensyukuri) kebaikannya. Seandainya salah seorang dari kalian berbuat baik kepada seorang di antara mereka (istri) setahun penuh, kemudian dia melihat darimu sesuatu (yang tidak berkenan baginya) niscaya dia berkata: “Aku tidak pernah melihat darimu kebaikan sama sekali.” (HR. Al-Bukhari no. 29 dan Muslim no. 907)

7. Bersegera memenuhi ajakan suami untuk memenuhi hasratnya, tidak menolaknya tanpa alasan yang syar’i, dan tidak menjauhi tempat tidur suaminya
karena ia tahu dan takut terhadap berita Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidurnya lalu si istri menolak (enggan) melainkan yang di langit murka terhadapnya hingga sang suami ridha padanya.” (HR. Muslim no.1436

Senin, 16 November 2009

Ilaa Ukhtina Habibah


Ingin kami ucapkan beberapa kalimat kepadamu ukhti. Lewat surat ini, dari kami yang berada di bawah desingan peluru musuh dan gelegar ledakan roket, juga dari kami yang kini terpaksa meringkuk di balik jeruji besi hanya karena kami menyatakan bahwa “Tuhan Kami Adalah Allah”, untukmu Ukhti Muslimah… karena kau adalah permata. Kau juga perhiasan mulia yang melengkapi keindahan ajaran Nabi Shalallahu "Alahi Wasallam. Beberapa kalimat yang kami tulus keluar dari lubuk hati kami sebagai saudara yang bersama melaju ke arah yang satu. Demi menyelamatkanmu dari cakaran manusia serigala berbulu domba.

Ukhti Muslimah….!!! Kami tidak akan membawa sesuatu yang baru, semoga kau tidak bosan mendengarnya…. walau rasanya sudah berkali-kali kami ingatkan bahwa tiada agama manapun yang lebih memuliakan wanita sebagaimana Islam. Jika kau masih tidak percaya, lihatlah pada sejarah .. apa yang dilakukan oleh penghuni zaman jahiliyah terhadap kaummu, bukankah mereka menguburmu hidup-hidup hanya karena takut jatuh miskin atau durhaka?

Entah apa yang mereka cari. Betapa jauh mereka menghinakanmu. Betapa buruknya gambaranmu di mata mereka. Bagi mereka, kau tidak lebih dari sekerat tebu segar, yang setelah manis sepah dibuang…. Kemudian belum puas dengan itu mereka masih melolong bahwa Islam menzalimi hak-hak wanita…sungguh sebuah penyesatan dan pendustaan yang nyata.

Bukankah engkau adalah yang paling banyak diperjual belikan bagai barang rongsokan, sebagai hamba sahaya di zaman kerajaan Romawi? Bahkan hingga kini….. di suatu zaman yang mereka juluki zaman kebebasan dan kemerdekaan, mereka teruskan tradisi itu. Hanya saja,… kini mereka bungkus dengan kata kontes ratu kecantikan, yang memperlombakan ukuran tubuh terbaik bagi para lelaki hidung belang.

Bagi mereka, kau tidak lebih dari sekerat tebu segar, yang setelah manis sepah dibuang…. Kemudian belum puas dengan itu mereka masih melolong bahwa Islam menzalimi hak-hak wanita…sungguh sebuah penyesatan dan pendustaan yang nyata.

Ukhti Muslimah….!!! Usaha perbaikan dirimu adalah sebuah cita-cita abadi dan tujuan yang mulia serta harapan seluruh Arsitek bagi proyek perbaikan umat. Karena mereka tahu, kunci perbaikan umat ini ada pada dirimu, jika dirimu baik…maka baiklah seluruh umat ini.

Demi Allah..!!! berpeganglah dengan tali ajaran agama ini. Laksanakan segala perintahnya. Jangan langgar larangannya, apalagi mempersempit hukum haramnya. Karena semua itu hanya akan lebih mengekang kehidupanmu sendiri. Karena tiada keadilan yang lebih luas dari keadilan Islam terhadapmu dan kaummu. Jika kau lari dari keadilan Islam, kau hanya akan menemui kedzaliman dunia terhadap hak-hak kehidupanmu. Berpeganglah sebagaimana Umahatul Mukminin mencontohkannya dalam kehidupan sehari hari mereka. Teladani isteri-isteri para sahabat dan kaum Muslimin yang telah membuktikan nilai keindahan permatamu.

Ukhti Muslimah…!!! Ketahuilah agama ini bukan hanya di mulut, tetapi ia menuntut adanya amal nyata. Laksanakan perintah-perintahnya dan jauhi larangan-larangannya, walaupun tanpa kalimat “jangan”.

Sesungguhnya kamu tidak perlu pengakuan timur dan barat karena kemuliaanmu dan harga dirimu telah ada sejak kau di lahirkan, dan bagi kami wahai Ukhti Muslimah,.. kau lebih mulia dari sekadar makhluk yang tergoda gemerlapnya dunia dan jeritan pekikan mungkar yang di sifatkan dengan “suara keledai” (Qs. Luqman 19) oleh Sang Maha pencipta.

Kami tak rela melihatmu tenggelam dalam tipuan mereka yang selalu ingin menghinakanmu dengan berpura-pura memujimu, tetapi melucuti pakaian dan menelanjangimu di depan mata jutaan bahkan milyaran manusia di dunia.

Mereka hanya menginginkan kehormatanmu sama seperti binatang yang memang tidak pernah berpakaian.

Mereka hanya menginginkanmu mencoreng-coreng mukamu dengan polesan-polesan yang merusak wajah aslimu yang indah hasil ciptaan yang Maha Indah.

Kami tak rela melihatmu tenggelam dalam tipuan mereka yang selalu ingin menghinakanmu dengan berpura-pura memujimu, tetapi melucuti pakaian dan menelanjangimu di depan mata jutaan bahkan milyaran manusia di dunia.

Mereka hanya ingin menjadikanmu pemuas nafsu setan-setan jantan berhidung belang. Mereka hanya ingin menjadikanmu bagaikan tong sampah yang hanya diisi benih-benih buruk dan tercela.

Demi Allah kami tidak rela. Karena bagi kami kau sangat berharga, bagi kami kau adalah pelengkap kehidupan duniawi dan Ukhrawi, maka besar jualah harapan kami padamu…

Ukhti Muslimah….!!! Seorang Muslimah tidak pantas untuk menjadi keranjang sampah yang menampung berbagai budaya hidup dan akhlak yang buruk. Apalagi budaya barat dengan berbagai kebiasaannya yang terlihat kotor dan menjijikkan itu.

Seorang Muslimah harus mandiri dalam memilih cara hidupnya sendiri, tentu semuanya berangkat dari acuan “Firman Allah” dan “Sabda Nabi-Nya Shalallahu "Alahi Wasallam.”

Seorang Muslimah selalu ingat bahwa pada suatu hari dahulu Rasulullah Shalallahu "Alahi Wasallam. Pernah bersabda: “Barang siapa yang meniru (kebisaaan) suatu kaum, maka ia (termasuk) golongan mereka”. Maka ia sangat berhati hati dan kritis dalam menentukan tatacara hidup, berpakaian, dan bermu’amalah.

“Barang siapa yang meniru (kebisaaan) suatu kaum, maka ia (termasuk) golongan mereka”. al-hadits.

Ukhti Muslimah….!!! Engkau adalah puncak. Engkau juga kebanggaan dan lambang kesucian. Engkau menjadi puncak dengan Al-Qur’an. Dan menjadi kebanggan dengan Iman serta lambang kesucian dengan hijabmu dan berpegang pada ajaran agama ini. Lalu mengapa ada lambang kesucian yang malah meniru cara hidup yang najis.

Bagi umat ini, Ibu adalah Madrasah terbaik jika ia benar benar sudi mempersiapkan dan mengajari serta mendidik generasinya. Kiprah seorang Ibu dalam membentuk generasi Umat terbaik dan Mujahid penyelamat serta pengawal hukum hakam Allah adalah sangat penting.

Lihatlah para pahlawan kita, mereka yang telah membuktikan dengan nyataa keberanian dan keikhlasan mereka dalam memperjuangkan tegaknya Kalimatullah… mereka semua tidak lepas dari sentuhan lembut para ibu yang dengan sabar dan tanpa bosan terus mendidik mereka untuk menjadi mahkota bagi agama ini. Sadarilah!!!!

Kewajiban seorang ibu bukan hanya memilihkan pakaian yang sesuai bagi anaknya atau memberikan makanan yang terbaik baginya. Sungguh tanggung jawab ibu jauh lebih besar dari sekadar itu semua, karena itulah kami sangat memerlukan seorang Isteri dan ibu yang bisa mendidik anaknya dengan dien Allah dan Sunnah Nabi-Nya Shalallahu 'Alahi Wasallam.

Kami memerlukan wanita yang bisa mengajari anak perempuannya untuk menutup auratnya dan berhijab dengan baik. Mendidiknya untuk mempunyai sikap malu dan berakhlak mulia. Kami tidak sedikitpun membutuhkan wanita yang hanya bisa mendidik anaknya untuk bertabarruj dan bernyanyi serta menghabiskan waktunya bersama televisi dan film-film yang berisi "Binatang-binatang" yang di puja.

Kami juga tidak membutuhkan wanita yang hanya bisa membiasakan anak perempuannya berpakaian mini sejak kecil. Di mata kami wanita seperti itu bukanlah seorang Ibu, tetapi ia lebih tepat untuk di sebut sebagai racun bagi kehidupan anaknya sendiri. Ibu yang seperti itu tidak bertanggung jawab dan pengkhianat umat dan agama ini, serta menzalimi anaknya sendiri.

Kami memerlukan wanita suci yang bisa mengajari anak-anaknya taat kepada Rabbnya, karena melihat ibunya selalu ruku’ dan sujud.

Kami memerlukan wanita suci yang bisa mengajari anak-anaknya taat kepada Rabbnya, karena melihat ibunya selalu ruku’ dan sujud.

Kami memerlukan seorang ibu yang bisa memenuhi rumahnya dengan alunan suara Al Qur’an bukan alunan suara-suara setan atau namimah serta ghibah yang sangat dibenci oleh Allah dan RasulNya, supaya rumahnya menjadi rumah yang sejuk dan tenang serta bersih dari unsur unsur najis nyata atau maknawi.

Kami memerlukan wanita yang dapat mengajari anak-anaknya untuk selalu bertekad mencari Surga Allah bukan hanya mengejar kenikmatan harta dunia.

Kami memerlukan wanita yang bisa mengajari anaknya untuk siap melaksanakan Jihad fi Sabilillah serta menyatakan permusuhannya kepada musuh-musuh Allah.

Kami memerlukan wanita yang bisa mengajari anaknya untuk mendapatkan kehidupan abadi di sisi Rabbnya sebagai Syahid dalam perjuangan membela kalimatullah yang mulia.

Kami memerlukan wanita yang bisa mengajari anaknya untuk siap melaksanakan Jihad fi Sabilillah serta menyatakan permusuhannya kepada musuh-musuh Allah.

Ukhti Muslimah….!!! Kami memerlukan wanita yang selalu mengharap pahala dalam melayani suaminya, hingga ia selalu taat dan menghiburnya serta tidak pernah sedikitpun ingin melihat wajah murung sedih sang suami.

Kami memerlukan wanita yang selalu menjaga dien anak-anaknya sebagaimana ia selalu menjaga kesehatan mereka. Salam hormat dari kami….

Salam hormat dari kami Kepada wanita yang sukses menjaga hubungannya dengan Rabbnya. Dapat beristiqomah pada Diennya. Dan dapat mempertahankan hijabnya di tengah badai cercaan lisan mereka yang jahil.

Salam hormat dari kami….. kepada wanita yang selalu tegas menjaga dirinya dari ber-Ikhtilat dengan lawan jenisnya yang bukan mahramnya, dan menjaga dirinya dari pandangan lelaki yang di hatinya masih ada penyakit dan lemah. Salam hormat kepada wanita yang selalu menjaga agar dirinya tidak menjadi pintu masuk bagi dosa dosa dari berbagai jenis perzinaan.

Salam hormat dari kami….. Kepada wanita yang selalu sigap menutupi keindahan tubuh dan wajahnya dengan hijab tetapi selalu memperindah diri di hadapan sang suami tercinta. Ia tahu bagaimana menjaga dirinya dengan tidak bepergian sendiri agar tetap terlihat mulia bahwa ia adalah wanita yang terjaga.

Demi Allah Ukhti …. Wanita-wanita yang seperti itulah kebanggaan umat ini, mereka juga perhiasan masyarakat Islami, karena siapa lagi yang akan menjadi kebanggan itu kalau bukan mereka? Bukan wanita yang selalu mengumbar aurat lengkap dengan berbagai polesan Tabarruj dan potongan-potongan pakaian yang menjijikkan ditambah lagi cara berjalan yang meliuk-liuk bagaikan unta betina itu.

Bukan pula wanita yang waktunya habis di pasar-pasar malam dan Supermarket atau Mal? Kehidupannya hanya untuk melihat harga ini dan harga itu, toh semuanya juga tidak terbeli…. Bagi kami mereka adalah perusak kesucian Islam, mereka tidak pantas menyandang nama mulia sebagai “Muslimah” karena mereka justeru melakukan pembusukan dari dalam.

Ukhti Muslimah…!!! Ingatlah bahwa kehidupan dunia ini hanya sebuah persinggahan, bersiaplah untuk meneruskan perjalanan ke negeri abadi, jangan sampai engkau lena…

Persiapkanlah bekalmu dengan memperbanyak amal sholeh, sebagaimana kau persiapkan dirimu dengan baik jika kau akan berangkat menghadiri pesta penikahan atau bepergian ke tempat teman atau saudaramu.

kini kau pasti akan melakukan suatu perjalanan yang tidak dapat kau elakkan lagi, hari dan waktunya pasti datang…lalu apakah engkau telah siap..???? kau akan melakuakn suatu perjalanan yang membawamu hilang dari ingatan seluruh manusia, baik saudara atau sahabat, tetapi sebenarnya kau masih bisa mengabadikan namamu jika kau ingin melakukannya, tirulah apa yang di lakukan oleh Masyitah, atau Asiah (isteri Fir’aun), atau Mariam binti Imran Ibu Nabi Isa yang mulia, atau A’isyah binti Abu Bakar Radhiallahu 'Anha. Yang telah membuktikan kepada dunia akan harga diri seorang wanita serta kejeniusannya.

Lihatlah betapa nama mereka harum dan kekal, namanya pasti kan sampai ke telinga orang terakhir yang terlahir di bumi ini nanti. Sebagai bukti bahwa sang pemilik nama juga sedang hidup kekal bahagia di Jannah Rabbil Alamin.

Tetapi coba bandingkan dengan mereka yang tertipu dengan gemerlap dunia, apalagi ia menjadi terkenal hanya karena ia terlalu berani mengumbar auratnya, atau ia berani memasang tarif yang tinggi untuk harga dirinya, apakah semua itu memberinya manfaat setelah mulutnya dipenuhi dengan tanah di liang kubur?

Berhati hatilah..jangan sampai kau terjerumus pada jurang yang sama, hingga kau akan menyesal di hari yang sudah tiada berguna lagi arti sebuah penyesalan.

Ikhwanukunna Fillah, Mujahid Fi Sabilillah.

Oleh : Abu Ikrimah Al-Bassam
[http://www.voa-islam.net/muslimah/artikel/2009/11/05/1611/ilaa-ukhtina-habibah]

Selasa, 10 November 2009

Sweet Memoriez


Bismillah..
Subhanallah..

Arjunaku..
di jelang detik detik masa bersejarah kita..
sebagai perempuanmu ijinkan diri berucap salam penuh penghormatan..
teriring asa..
moga kini hingga selamanya..
kau semakin sayang semakin cinta..
tak lelah dengan lemahku..
tak jenuh dengan keluhku..
tak lengah dengan egoku..
tak lalai mengingatkanku..

dalam diamku insya Allah tiada dendam..
dalam amarahku insya Allah tiada kemunafikan..
dalam salahku selalu ada maafmu..
dalam sedihku selalu ada dirimu..
dalam bahagiaku selalu ada senyummu..

mohon doakan aku..
tuk bisa selalu jadi ratu dihatimu..
yang siap junjung tinggi nilai nilai kesetiaan dan kehormatan..

dan akhirnya..
pada Allah jualah segalanya kan bermuara..
ku pinta padaNya..
kebersamaan kita untuk selamanya didunia..
hingga kelak di syurgaNya..
Bi idznillah..
tentu dengan seijin Allah..

sayang..
Uhibbuka fillah....._

Rabu, 04 November 2009

Surat dari sang Arjuna


Aku ingin menjadi kapas
yang digenggam oleh mentari
membelai halus raut wajahmu

aku ingin menjadi guguran bunga
yang menari diterpa angin
bak kunang-kunang menghiasi malam

aku ingin menjadi permata
yang menghiasi jari manismu
setiap saat berkilau cemerlang

aku ingin menjadi awan
yang selalu tersenyum
ketika melihatmu bahagia

~~

Terjagalah dari segala maksiat
Dari segala zina
Dan nafsu dunia yang sesat

Disatukan dalam karunia yang suci
Bersama jiwa - jiwa yang selalu haus akan ibadah dan penuh harga diri
Ini bukan cerita cinderella bukan juga patah arang cinta buta siti nurbaya

Tak dapat diukur, tapi bersama Allah semua pasti akan teratur
Dinyatakan dalam ketulusan dari mutiara ketakwaan yang sangat mendalam
Bersemi dari pupuk akhlak yang hebat
Berbuah dalam kesabaran dan ketekunan yang lebat

Tidak, ini tidak akan dimengerti oleh hati yang penuh dengan dusta
Yang buta oleh warna warni dunia yang fana

Ini hanya untuk mereka yang selalu ingin luruskan keteladanan bagi generasi berikutnya
Keteladanan abadi dalam harum kesturi dan buah ibadah
Dan menjadi manis seperti kurma di awal rembulan yang indah
Untuk selalu berjalan dalam kesetiaan dan harapan
Dan hanya mau mencium atas dasar kemurnian kita berkata cinta

Karena bukan apa, siapa dan bagaimana
Tapi luruskanlah dalam wangi syurga
Karena apa sebenarnya kita berani berkata cinta

..........................

Inilah cinta sejati
Cinta yang tak perlu kau tunggu
Tapi dia tumbuh bersama doa malam yang teduh

Tak tersentuh oleh mata dunia yang palsu
Petunjuk yang selalu datang dari ruang para malaikat
Yang sanggup melihat tak kenal pekat

Tak lekang oleh zaman yang kan terus melaju
Takkan habis oleh waktu
Karena kecantikannya tersimpan dihati
Dalam pesona yang selalu menjaga jiwa

Yang menjadikan dunia menjadi syurga sebelum syurga sebenarnya
Yang membuat hidup lebih hidup dari kehidupan sebenarnya

Seperti sungai yang mengalir
Bening airnya pun selalu artikan keseimbangan syair
Yang satukan dua perbedaan dalam satu ikatan
Untuk melihat kekurangan sebagai kesempatan
Dan kelebihan sebagai kekuatan

Lalu saling mengisi seperti matahari dan bulan
Dalam kesetiaan ruang keshalihan dan kasih sayang
Bagi sejarah penutup halaman terakhir perjalanan para ksatria sastra jihad dan dakwah

Tercatat dalam untaian rahmat berakhir dalam catatan terakhir yang mulia
Digariskan hanya oleh ketetapan allah subhanahu wata’ala

.................

Hingga rambut kita memutih...
Hingga ajal kan datang menjemput diri ini..

~~

Jika siang dan malam disatukan oleh hari
Sejuk terasa dalam dada
Hangat tergoda oleh rasa

Demikian dua insan penuh bahagia
Diikrarkan dalam bingkai cinta
Dituliskan dengan pena kasih sayang
Dibaca berdua, dijalani bersama
Tercatat dalam kamus bahagia

saat ijab kabul diucapkan
Dan kicau burung nan merdu bernyanyi
Pertanda mereka ikut berbahagia

Angin meniupkan dirinya dengan melodi syahdu
Daun pun merekah, menari teratur melambai-lambai
Menyambut sakralnya pesta pernikahan
Sementara raja dan ratu duduk di singgasana kasih
Sambil berbagi dalam doa

SEMOGA SEMUA ITU TERJADI ANTARA KITA WALLAHUA`LAM

~~

Pernikahan atau Perkawinan
Membuka tabir rahasia
Suami yang akan menikahi kamu
Tidaklah semulia Muhammad saw
Tidaklah setaqwa Ibrahim as
Pun tidak setabah Ayub as
Atau segagah Musa as
Apalagi setampan Yusuf as
Justru suamimu hanyalah Pria akhir zaman
Yang punya cita-cita Membangun keturunan yang sholeh
Suami menjadi pelindung, Kamu penghuninya
Suami adalah nahkoda kapal, Kamu navigatornya
Suami bagaikan balita yang nakal, Kamu adalah penuntun kenakalannya
Saat suami menjadi raja, Kamu menikmati anggur singgasananya,
Ketika suami menjadi bisa Kamulah penawar obatnya
Seandainya suami masinis yang Lancang, Sabarlah memperingatinya
Pernikahan atau perkawinan mengajar
Kita perlu iman dan taqwa
Untuk mengajar meneliti sabar dan ridha Allah swt
karena memiliki suami Yang tak segagah mana, justru kamu
Akan tersentak alpa
Kamu bukanlah Khadijah yang begitu sempurna didalam menjaga,
Pun bukanlah Hajar yang begitu setia dalam sengsara
Cuma wanita akhir zaman
Yang berusaha menjadi shalehah….
Amien.
untukmu wanita pilihanku
Bismillahir rahmanir rahiim.. Alhamdulillah puji syukur hanyalah milik Allah SWT, Dia dengan keMahaSempurnaan dalam setiap ciptaanNya telah memberikan akal, hati, rasa, raga, jiwa, ilmu, cinta, kasih sayang dan segala anugerah lainnya yang andaikan dihitung dan air laut dijadikan tinta untuk menulis semua karuniaNya PASTI nikmat Allah tak kan habis terlalu melimpah untuk kita..Sholawat dan salam semoga selalu tercurah untuk Rasulullah Khotimun Nabi Muhammad SAW, untuk keluarga, sahabat beserta para pengikutnya hingga akhir zaman..Mensyukuri segalanya mengisi hari demi hari dengan belajar memperbaiki setiap kekurangan dan keterbatasan diri dalam rangka beribadah mendekatkan diri pada Allah Pencipta Jagad Raya Alam Semesta untuk meraih kesuksesan hidup dunia akhirat..